Tingkattutur kata dalam Bahasa Jawa menunjukkan adab sopan santun berbahasa Jawa dalam masyarakat. Sehubungan dengan adanya tingkat tutur dalam bahasa Jawa, banyak ahli bahasa yang membuat perincian atau tingkat krama alus. Sasongko (2009:128) menegaskan bahwa secara emik, unggah-ungguh bahasa Jawa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ngoko
II3. Fungsi Cerita Rakyat. Setiap cerita rakyat memiliki fungsi dan tujuan yang hendak disampaikan kepada masyarakatnya. Fungsi dan tujuan dapat berbeda-beda sesuai dengan pandangan masyarakat, alam dan lingkungannya. Dalam penelitian struktur lisan Toraja oleh Muhammad Sikki, dkk 1986 : 13, dikemukakan ada 4 fungsi cerita rakyat lisan Toraja
Penggunaanbahasa Jawa dengan senantiasa memperhatikan nilai susila, kesopanan dan tata krama dalam kehidupan sehari-hari dapat disebut dengan unggah-ungguh bahasa Jawa. Ciri-ciri Bahasa Jawa Ngoko Alus. Kata-kata yang digunakan terdapat tercampur dengan krama inggil saat dipakai bicara dengan lawan bicara atau membicarakan orang lain
1 Jawa Krama. Bahasa Jawa Krama atau Jawa Halus biasanya digunakan ketika berbicara kepada orang tua atau orang yang lebih tua, misal ibu, orang yang baru kamu kenal atau atasan kerja. Namun kamu disarankan menggunakan bahasa ini agar di anggap sopan. Bahagia, dalam bahasa jawa krama, atau jawa halus, terjemahannya adalah Mulya . 2. Jawa Ngoko.